Apr 10, 2012

Konsep Nilai Waktu Uang Dalam Islam

Nilai waktu uang (time value of money) merupakan konsep utama dalam manajemen keuangan. Pemahaman nilai waktu uang sangat penting dalam studi manajemen keuangan. Banyak keputusan dan teknik dalam manajemen keuangan yang memerlukan pemahaman nilai waktu uang. Biaya modal, analisis keputusan investasi (penganggaran modal), analisis alternatif dana, penilaian surat berharga, merupakan contoh-contoh teknik dan analisis yang memerlukan pemahaman konsep nilai waktu uang.

Nilai waktu uang merupakan konsep yang menunjukkan bahwa nilai uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dibandingkan jumlah yang sama dimasa depan. Sebagai contoh, pada saat saya pertama kali tinggal di depok (4 tahun yang lalu), uang sejumlah Rp 5.000 dapat digunakan untuk membeli satu porsi nasi padang lengkap dengan lauk ayam bakarnya. Sekarang, untuk membeli satu porsi nasi padang dan lauk, dibutuhkan uang sejumlah Rp. 8.000. Disini terlihat bahwa secara kualitas, nilai uang tergerus seiring dengan jalannya waktu. Tergerusnya nilai uang tersebut disebut sebagai inflasi.

Mari sama-sama kita bayangkan, seandainya ada yang menjanjikan kepada kita sejumlah uang. Ada dua pilihan dari janji tersebut, yaitu apakah kita menerima uang hari ini sebanyak Rp 1.000.000 atau uang sebanyak Rp 2.000.000 yang baru akan diterima 2 tahun kemudian? Mana yang akan dipilih? Kalau saya, akan memilih alternatif pertama. Mengapa? Bukankah pilihan pertama tersebut jumlah uangnya lebih kecil daripada pilihan kedua? Secara nominal jawabanya ya, tetapi secara riil uang Rp 2.000.000 dua tahun yang akan datang belum tentu lebih besar nilainya dibandingkan dengan uang Rp 1.000.000 saat ini. Apa alasan saya memilih pilihan pertama? Pertama, seandainya saya memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini, dengan mengambil pilihan pertama berarti saya siap menggunakan uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan saya tersebut. Tetapi kalau saya mengambil pilihan kedua, berarti saya tidak dapat membeli kebutuhan saya saat ini dan harus menunggu dua tahun kemudian untuk membelinya. Kedua, pilihan pertama sudah nyata, saya dapat menerima uang tersebut saat ini juga. Jadi saya tidak perlu khawatir orang yang menjanjikan tersebut ingkar janji. Bagaimana dengan pilihan kedua? Walaupun secara nominal lebih besar, tetapi uang tersebut belum sampai ke tangan saya. Saya khawatir dua tahun kemudian uang tersebut tidak dapat saya terima, dan tentunya apakah saya masih ada atau masih hidup, begitupun dengan orang yang akan memberi uang tersebut.

Mengapa ada konsep nilai waktu uang? Uraian di atas telah memberikan beberapa jawabannya. Yaitu, bahwa masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian. Apakah uang tersebut tetap bernilai, apakah saya masih dapat menikmatinya, apakah janjinya pasti akan ditepati? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan ketidakpastian. Oleh karena itu dalam manajemen keuangan, setiap perusahaan harus mengenal konsep mengenai nilai waktu dari uang tersebut. Dalam hal ini, manusia umumnya lebih mengedepankan kepuasan saat ini, dibandingkan kepuasan yang akan datang yang penuh dengan ketidakpastian.

Berbicara masalah nilai waktu uang ini, Anwar Iqbal Qureshi (1991) yang dikutip Syafii Antonio (2001) menjelaskan mengenai fenomena bunga dengan rumusan yang dikenal ”menurunnya nilai barang di waktu mendatang dibanding dengan nilai barang di waktu kini”. Singkatnya kalangan ini menganggap bahwa bunga sebagai agio atau selisih nilai yang diperoleh dari barang-barang pada waktu sekarang terhadap perubahan atau penukaran barang di waktu yang akan datang.

Boehm Bawerk dalam Syafii Antonio (2001) sebagai pendukung pendapat tersebut, mengemukakan tiga alasan mengapa nilai barang di waktu yang mendatang akan berkurang, yaitu sebagai berikut:
1) Keuntungan di masa yang akan datang diragukan. Hal tersebut disebabkan oleh ketidakpastian peristiwa serta kehidupan manusia yang akan datang, sedangkan keuntungan masa kini sangat jelas dan pasti.
2) Kepuasan terhadap kehendak atau keinginan masa kini lebih bernilai bagi manusia daripada kepuasan mereka pada waktu yang akan datang. Pada masa yang akan datang, mungkin saja seseorang tidak mempunyai kehendak semacam sekarang.
3) Kenyataannya, barang-barang pada waktu kini lebih penting dan berguna. Dengan demikian, barang-barang tersebut mempunyai nilai yang lebih tinggi dibanding dengan barang-barang pada waktu yang akan datang.

Dari hal tersebut maka saat ini kita mengenal konsep ”bunga”. Keuntungan yang sudah nyata saat ini menjadi penyebab mengapa harga penjualan secara kredit seringkali yang lebih mahal dari harga tunai. Orang yang meminjamkan uangnya saat ini kepada seseorang, misalnya Rp 1.000.000 dan akan dikembalikan satu tahun kemudian, akan merasa rugi apabila satu tahun kemudian uang yang diterimanya tetap Rp 1.000.000. Karena apabila seperti itu ia menganggap tidak mendapat keuntungan apa-apa, sementara ia telah mengorbankan uangnya selama satu tahun. Keadaan demikianlah saat ini yang berkembang, praktek simpan pinjam baik oleh lembaga keuangan bank maupun non bank, tidak terlepas dari perhitungan resiko dan faktor waktu yaitu dalam bentuk perhitungan bunga.

Bagi umat Islam khususnya di Indonesia, Majelis Ulama Idnonesia (MUI) telah memfatwakan bahwa ”bunga” uang haram sifatnya. Namun kehadiran lembaga kredit serta praktek jual beli secara kredit memang tidak dapat dihapuskan begitu saja. Secara umum perannya sangat besar dalam mendorong aktivitas perekonomian. Dan bagi Anda yang beragama Islam, menyikapi hal itu tentu saja terpulang kepada keyakinan masing-masing. Syafii Antonio (2001) mengatakan bahwa secara prinsip, Islam mengakui adanya nilai dan amat berharganya waktu. Oleh karena itu,
1) Banyak sekali sumpah Allah dalam Al-Qur’an dengan menggunakan waktu, seperti demi masa, demi waktu dhuha, demi waktu fajar, demi waktu malam, dan lain-lain.
2) Rasulullah SAW pernah bersabda, ”Waktu itu seperti pedang; jika kita tidak menggunakannya dengan baik, ia akan memotong kita.”

Menurutnya, Islam sangat mengahargai waktu, tetapi penghargaannya tidak diwujudkan dalam rupiah tertentu atau persentase bunga tetap. Apa yang diungkapkan oleh Syafii Antonio tersebut perlu disikapi, misalnya mencari alternatif lain yang bukan berupa bunga sebagai pengganti dari penghargaan terhadap waktu. Saat ini sudah banyak lembaga keuangan termasuk perbankan yang menerapkan konsep ”bagi hasil” dari modal yang ditanamkan atau dipinjamkan sebagai cara yang dianjurkan dalam Islam. Patut pula untuk dikaji pandangan Aristoteles mengenai bunga. Aristoteles dalam Yusuf Qardhawi (1997) memandang ”bunga – apapun sumbernya adalah suatu penghasilan yang tidak wajar karena diambil dari jerih kerja orang lain.” Ia berpendapat bahwa ”uang tidak melahirkan uang (dengan sendirinya)”.

Referensi:
Antonio, Muhammad Syafii. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Gema Insani. Jakarta.
Budiwati, Neti. 2009. Konsep Nilai Waktu dari Uang (Time Value of Money) Kasus dalam keuangan Koperasi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Qardhawi, Yusuf. 1997. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Gema Insani. Jakarta.

2 comments:

  1. Everything you require is really a little area in your home to maintain your physical fitness equipments, and afterwards you may feel motivated
    to work with them at each and every option you obtain.


    Also visit my website :: used bowflex for sale

    ReplyDelete
  2. And so was born -- Isometric Muscle tissue!

    Look into my web site; weight sets for sale

    ReplyDelete